ISL U-21 bisa dibilang sebagai panggung pemain muda Indonesia untuk mempertontonkan aksinya. Kami pun punya susunan terbaiknya.
( Muhammad Kresna Akbar)
Selesainya panggung kompetisi Indonesia Super League ISL) U-21 membuat para pemandu bakat dari klub-klub Liga Indonesia punya pandangan tentang pemain yang potensial di masa mendatang. Dari perhelatan ini, terutama di semi-final, sejumlah pemain tampak menonjol dibandingkan lainnya. Goal Indonesia memilih 11 nama yang pantas masuk ke dalam susunan tim terbaik ISL.
PT Liga Indonesia sendiri memilih Rizsky Dwi Ramadana sebagai pemain terbaik Indonesia Super League [ISL] U-21. Pemain dari Sriwijaya FC ini mampu mendulang sembilan gol ini memang berperan besar untuk membawa Sriwijaya menjadi juara.
Goal Indonesia sendiri melihat potensi besar dalam permainan yang diperlihatkan Risky, sosok bertinggi 170 cm yang berulang kali memberikan teror kepada pertahanan lawan. Tidak hanya itu, peran dirinya sebagai goal getter memungkinkan lawan untuk melakukan man to man marking, namun Riszky juga merupakan pemain cerdas yang sering bergerak tanpa bola untuk membuka pertahanan lawan, sehingga rekan-rekannya juga mudah untuk mencetak gol.
"Gelar ini sangat membanggakan bagi saya, karena ini menjadi keikutsertaan saya yang terakhir di U-21, namun saya sudah diberi kesempatan untuk magang semoga bisa bermain lebih baik kedepan," kata Rizsky kepada Goal Indonesia.
Pelatih Subangkit memberikan apresiasi luar biasa kepada pemain ini, dia punya bakat untuk menjadi bintang besar di Indonesia, namun tetap saja tidak boleh cepat puas akan prestasinya.
"Dia [Rizsky] punya potensi yang sangat luar biasa, beberapa kali sudah ikut latihan bersama tim senior. Untuk bermain di ISL, dia tidak boleh puas atas pencapaiannya saat ini, karena main level tertinggi di Indonesia butuh kerja keras. Namun saya punya keyakinan jika dia mampu bersaing," kata Subangkit.
Lalu siapa 10 pemain lain pilihan Goal Indonesia yang punya bakat potensial di ISL. Kami punya catatannya.
PT Liga Indonesia sendiri memilih Rizsky Dwi Ramadana sebagai pemain terbaik Indonesia Super League [ISL] U-21. Pemain dari Sriwijaya FC ini mampu mendulang sembilan gol ini memang berperan besar untuk membawa Sriwijaya menjadi juara.
Goal Indonesia sendiri melihat potensi besar dalam permainan yang diperlihatkan Risky, sosok bertinggi 170 cm yang berulang kali memberikan teror kepada pertahanan lawan. Tidak hanya itu, peran dirinya sebagai goal getter memungkinkan lawan untuk melakukan man to man marking, namun Riszky juga merupakan pemain cerdas yang sering bergerak tanpa bola untuk membuka pertahanan lawan, sehingga rekan-rekannya juga mudah untuk mencetak gol.
"Gelar ini sangat membanggakan bagi saya, karena ini menjadi keikutsertaan saya yang terakhir di U-21, namun saya sudah diberi kesempatan untuk magang semoga bisa bermain lebih baik kedepan," kata Rizsky kepada Goal Indonesia.
Pelatih Subangkit memberikan apresiasi luar biasa kepada pemain ini, dia punya bakat untuk menjadi bintang besar di Indonesia, namun tetap saja tidak boleh cepat puas akan prestasinya.
"Dia [Rizsky] punya potensi yang sangat luar biasa, beberapa kali sudah ikut latihan bersama tim senior. Untuk bermain di ISL, dia tidak boleh puas atas pencapaiannya saat ini, karena main level tertinggi di Indonesia butuh kerja keras. Namun saya punya keyakinan jika dia mampu bersaing," kata Subangkit.
Lalu siapa 10 pemain lain pilihan Goal Indonesia yang punya bakat potensial di ISL. Kami punya catatannya.
PENJAGA GAWANG

HENDRA SUSILO
HENDRA SUSILO
BEK KANAN | BEK TENGAH | BEK TENGAH | BEK KIRI |
FAHREZA AGAMAL | VAVA MARIO ZAGALLO | SYAHRIJAL | ACH FARIS ARDIANSYAH |
GELANDANG BERTAHAN | GELANDANG BERTAHAN |
ALI SURAHMAN | GILBERT RICHARD |
SAYAP KANAN | GELANDANG MENYERANG | SAYAP KIRI |
ARPANI | ALAN MARTHA | NOVRI SETIAWAN |
STRIKER

RIZSKY DWI
RIZSKY DWI
Kiper - Hendra Susilo Mitra Kukar 25 Juni 1993 (20 tahun) Tidak ada alasan untuk tidak memilih Hendra Susilo sebagai pemain terbaik di posisi kiper. Mampu menahan tiga tendangan pinalti Persija, Hendra melanjutkan penampilan apiknya untuk melakukan lima kali penyelamatan. Sayang penampilan apiknya tidak mendapatkan hasil maksimal karena Mitra Kukar kalah di final. Gaya main mirip: Hendro Kartiko |
Bek - Fahreza Agamal Persija Jakarta 11 Maret 1992 (21 tahun) Fahreza Agamal punya keistimewaan untuk melakukan overlap, tanpa kenal lelah pemain yang sudah dipromosikan ke skuat Persija itu kadangkala memberikan assist dengan umpan silang. Sayang penampilan apiknya tidak membantu timnya mendapatkan minimal juara tiga. Gaya main mirip: Hasyim Kipuw |
Bek - Syahrijal Persija Jakarta 2 Oktober 1993 (20 tahun) Syahrijal termasuk kurang beruntung, aksinya yang membuahkan intersep terbanyak tidak diikuti penampilan apik rekan-rekannya. Akibatnya, gawang Persija bobol dua kali saat bertemu dengan Persipura Jayapura. Namun secara keseluruhan, Syahrijal yang sudah dimainkan di tim senior Persija ini adalah bek tengah yang bisa bermain dengan kecepatan tinggi. Gaya main mirip: M Roby |
Bek - Vava Mario Zagallo Sriwijaya FC 21 April 1993 (20 tahun) Dibesarkan di SAD Uruguay, Vava Mario Zagallo memang diisukan banyak diincar tim top Amerika latin. Namun nasib sendiri membawanya untuk membela Sriwijaya U-21. Akibatnya, adanya Vava membuat para pemain lain tenang. Maklum meski tidak cepat, Vava adalah sosok yang pas untuk menghantam lawan dan menang pada duel adu ketinggian. Tak heran satu kartu merah pernah dia dapat selama kompetisi. Gaya main mirip: Hamka Hamzah |
Bek - Ach Faris Ardiansyah Sriwijaya FC 7 Maret 1993 (20 tahun) Dia punya kemampuan lengkap, selain kecepatan menyisir lapangan, Faris juga dibekali dengan dribel untuk meliuk melewati lawan. Tidak hanya itu, Sosok jebolan SAD yang sudah memperkuat Indonesia U-17, U-19 dan U-21. Makin lengkap karena dia juga handal untuk mengambil kesempatan tendangan bola mati. Gaya main mirip: Toni Sucipto |
Gelandang Bertahan - Ali Surahman Mitra Kukar 06 Mei 1992 (21 tahun) Posisi asli Ali Surahman adalah bek. Namun kehandalan dia dalam mencetak gol membuat pelatih Mitra menempatkannya sebagai gelandang bertahan. Sosok ini juga dipilih sebagai kapten mengingat dia juga kemampuan leader dengan baik. Tidak menang melawan Sriwijaya bukan berarti mengurangi kehebatan sosok 21 tahun yang mengemas 5 gol selama kompetisi ini. Gaya main mirip: Ahmad Bustomi |
Gelandang Bertahan - Gilbert Richard Persipura Jayapura 6 Januari 1993 (20 tahun) Gilbert Richard menjadi andalan di lini tengah Persipura sosoknya begitu diwaspadai oleh SFC pada semifinal. Dengan tinggi 170 cm. Dia leluasa memenagi duel udara di tengah. Kemampuan passing, shooting, danintersept mengingatkan kita kepada sosok Immanuel Wanggai. Tidak hanya itu, lima gol juga telah dia buat di ISL U-21 membuat dia terasa spesial di posisinya. Gaya main mirip: Immanuel Wanggai |
Gelandang Serang - Alan Martha Sriwijaya FC 22 Juli 1992 (21 tahun) Tahun lalu, Alan Marta sempat bermain di tim senior Persija Jakarta. Namun karena dianggap masih mentah dan muda, jebolan SAD ini akhirnya berlabuh di Sriwijaya FC U-21. Meski kecil, dirinya membekali kemampuan sepakbola dengan kecepatan maksimal baik ketika membawa bola ataupun tidak. Gaya main mirip: Firman Utina |
Gelandang Serang - Arpani Mitra Kukar 13 Jun 1994 (usia 20) Sepanjang kompetisi. Arpani yang suka bermain melebar posisi utamanya adalah striker. Namun, oleh Rahmat 'Koboy' dia di posisikan melebar untuk memanfaatkan kecepatan yang dia miliki. Sehingga bek lawan kesulitan mengejarnya. Prestasi yang dia buat dengan 7 gol bukan hal yang patut dianggap remeh. Gaya main mirip: Ferdinand Sinaga |
Gelandang Serang - Novri Setiawan Sriwijaya 11 November 1993 (20 tahun) Pernah bermain di level timnas U-17, U-19 dan U-21. Novri Setiawan punya kemampuan cepat sebagai pemain sayap. Tetapi beberapa kali dirinya terlibat berduel satu lawan satu dengan kiper lawan. Sosok alumni SAD ini juga punya kecepatan dan kemampuan finishing. Sebuah golnya di laga final semakin menahbiskan kekuatan yang dia miliki. Gaya main mirip: M Ilham |
Striker - Rizsky Dwi Ramadhana Sriwijaya FC 7 Maret 1992 (21 tahun) Bakat asli dari ranah Palembang. Menjadi ujung tombak tunggal Sriwijaya, tak heran dirinya menjadi keran gol timnya dengan sembilan gol selama musim bergulir. Keistimewaan dari pemain ini adalah pencarian posisi, lompatan vertikal, plus tentu saja kecepatan. Gaya main mirip: Budi Sudarsono |
Pelatih – Benjamin Leo BettyPersipura Jayapura Selama empat musim terakhir, sosok yang paham dengan karakter asli pemain sepakbola Papua ini mampu meramu kekuatan dengan baik. Hasil juara tiga tidak mengurangi kami untuk tetap memilihnya sebagai sosok pelatih terbaik di kompetisi U-21. "Saya kumpulkan pemain, dari jalanan, dari ssb, darimana daerah papua mana saja. Mereka saya persiapkan untuk siap menjadi pemain profesional," kata Benyamin |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar