Rabu, 04 Desember 2013

Surah Al-Qari'ah



Surah Al-Qari'ah     

Surah Al-Qari’ah (سورة القارعة) adalah surat ke-101 dalam Al Quran. Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, diturunkan sesudah Surah Quraisy. Nama Al Qaari'ah diambil dari kata Al Qaari'ah yang terdapat pada ayat pertama, ertinya mengetok dengan keras, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.
Isi Kandungan
    Isi Kandungan surah ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, iaitu manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan dibalas.                                                       Surah yang lalu (al-'Adiyat), diakhiri dengan uraian tentang Hari Kiamat yang menjelaskan tentang akan diperiksanya segala sesuatu, termasuk isi hati manusia. Surah ini berbicara juga tentang Hari Kiamat, dari sisi awal kejadian-nya yang mengetuk dengan keras telinga, pikiran, dan jiwa manusia serta menjelaskan sekelumit dari proses pemeriksaan yang diuraikan oleh surah yang lalu. Surah ini dimulai dengan menyebut al-Qari'ah yang secara harfiah berarti sesuatu yang mengetuk dengan keras/menggedor sehingga memekakkan telinga. Yang dimaksud adalah peristiwa Kiamat. Lalu, untuk menampilkan kedahsyatan peristiwa penggedoran itu sekaligus untuk mengundang perhatian pendengarnya, ayat 2 “menanyakan”: Apakah al-Qari'ah, yakni suara yang memekakkan itu? Ia sungguh sangat menegangkan dan sangat sulit engkau jangkau hakikatnya, walaupun engkau berusaha sekuat kemampuanmu. Di sana, terjadi hal-hal yang tidak dapat dicakup penjelasannya oleh bahasa manusia, tidak juga dapat tergambar kedahsyatannya oleh nalar. Itulah lebih kurang makna ayat 3 yang secara harfiah berarti: Apakah yang menjadikan engkau tahu apa al-Qari'ah? Selanjutnya, ayat 4 menggambarkan sekelumit dari peristiwa itu, yakni pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, karena banyak, bertumpuk, serta lemahnya mereka, dan juga karena sebagian besar mereka terjerumus dalam api yang menyala-nyala. Ayat 5 menggambarkan keadaan gunung-gunung yang kini terlihat sedemikian tegar, tetapi ketika itu ia menjadi seperti bulu atau kapas berwarna-warni yang demikian ringan dan yang dihambur-hamburkan sehingga bagian-bagiannya terpisahpisah diterbangkan angin. Setelah ayat-ayat yang lalu mengisyaratkan betapa dahsyatnya Hari Kiamat, ayat-ayat di atas menguraikan proses yang akan dialami manusia dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban mereka. Ayat-ayat di atas bagaikan menyatakan: Ketika itu semua manusia akan dihadapkan pada satu pengadilan yang sangat teliti lagi adil. Amal-amal mereka akan ditimbang dalam timbangan yang hak, maka adapun orang yang berat timbangan kebaikannya, karena mengikuti kebenaran yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, maka tujuannya adalah tempat yang tinggi dan dia berada dalam satu kehidupan yang sangat memuaskan hingga dia tidak mengharap lagi sesuatu yang lain. Adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam satu kehidupan yang sangat buruk dan tujuannya adalah neraka Hawiyah. Demikian ayat-ayat 6-9. Selanjutnya, ayat 10 menggambarkan kedahsyatan neraka Hawiyah dengan mengajukan "pertanyaan" yakni apakah yang menjadikan engkau tahu walau engkau berusaha sekuat tenaga apakah ia itu? Yakni engkau, siapa pun engkau, tidak dapat menjangkau betapa dahsyat neraka Hawiyah itu. Ayat 11 menggambarkan sekilas tentang neraka itu yakni: Ia adalah api yang berkobar dengan amat besar lagi sangat panas yang tingkat kepanasannya tidak akan pernah dicapai jenis api yang lain, walaupun api yang lain itu terus-menerus menyala-nyala dan selalu diisi dengan bahan bakar.
Terjemahan ayat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم:
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  1. الْقَارِعَةُ Hari Kiamat,
Dalam ayat ini Allah menyebutkan kata "Al Qari'ah", yaitu satu nama dari beberapa nama Hari Kiamat, seperti Al Haqqah, As Sakhkhah, At Tammmah dan Al Gasyiah. Diberi nama Hari Kiamat itu dengan Al Qari'ah karena ia mengetuk hati setiap orang akan kedahsyatannya, sebagaimana diberi nama suatu bencana hebat dengan Qari'ah
2  مَا الْقَارِعَةُ apakah hari Kiamat itu?
3  وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
Qara'a berarti 'mengetuk, memukul, mencaci-maki, mengomeli, menguasai seseorang, berkelahi atau bertengkar'. Al-qari’ah adalah sebutan untuk panggilan kedua yang akan mengumandangkan awal Kebangkitan. Panggilan pertama dan kedua akan berbunyi dengan tujuan membangkitkan rasa terpesona dan pengagungan. Panggilan terakhir—'Dan apa yang akan membuat engkau mengerti apa malapetaka yang tiba-tiba itu?'—akan membentangkan imajinasi dan rasa terpesona kita, yang memungkinkan kita untuk menggemakan dalam diri kita pemahaman tentang finalitas itu.
4  يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,
  Oleh karena sangat sulit mengetahui hakikat Al Qari'ah, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan waktu datangnya Al Qari'ah dan keadaan manusia pada waktu itu, yaitu bagaikan anai-anai yang berterbangan di sekeliling lampu pada malam hari; diserupakan dengan anai-anai dalam keadaan mereka kebingungan tidak menentu arah tujuannya.
Maksudnya bahwa manusia pada hari yang dahsyat itu bertebaran di mana-mana, bingung, tidak tahu ke mana akan dituju dan apa yang akan dikerjakan dan untuk apa mereka dikumpulkan di sana, tidak ubahnya seperti anai-anai yang tidak berketentuan arahnya.
5  وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa gunung-gunung yang telah hancur itu beterbangan dari tempatnya seperti bulu yang halus yang diterbangkan angin, bagaimana pula keadaan manusia yang mempunyai tubuh yang lemah itu bila mengalami Al Qari'ah itu.


6   فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan ganjaran bagi orang-orang yang banyak melakukan amal kebaikan, yaitu bila amal orang-orang yang saleh itu ditimbang dan timbangannya berat karena banyaknya mengerjakan amal-amal saleh. Ganjaran bagi orang-orang ini adalah kesenangan yang abadi di surga. Mereka hidup di dalamnya penuh dengan kebahagiaan, kenikmatan dan kepuasan.
7   فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
Orang yang perbuatan, niat, kesadaran dan keingatannya terhadap Tuhan (zikir) dalam kehidupan ini berat dalam arti substansial—maksudnya konstan, teratur dan tetap—adalah orang yang akan berada dalam kesenangan yang sempurna.
8   وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan ganjaran bagi orang-orang yang banyak melakukan amal kebaikan, yaitu bila amal orang-orang yang saleh itu ditimbang dan timbangannya berat karena banyaknya mengerjakan amal-amal saleh. Ganjaran bagi orang-orang ini adalah kesenangan yang abadi di surga. Mereka hidup di dalamnya penuh dengan kebahagiaan, kenikmatan dan kepuasan.
9   فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
 Orang yang timbangannya ringan, orang yang perbuatannya dalam kehidupan ini tidak berarti, maka kerugiannya di kehidupan nanti akan sebanyak di kehidupan sekarang. Umm berarti 'sumber, asal, fondasi, esensi atau ibu', dari kata kerja amma, yang berarti 'berusaha, berkeinginan untuk memimpin'. Bagi orang yang perbuatan salahnya lebih berat daripada perbuatan baiknya, maka tempat tujuannya adalah lubang yang tak berujung, hawiyah, dari kata hawa, yang berarti 'jatuh, ambruk'. Ini menggambarkan kejatuhan terakhir yang tidak akan ada ujungnya di wilayah yang tak berbatas waktu.
10   وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11   نَارٌ حَامِيَةٌ (iaitu) api yang sangat panas.
Apa yang kita tahu tentang itu? Kita hanya dapat mencicipi rasanya saja di sini: merasakan panasnya api kecil. Hamiyah berasal dari hama, yang berarti 'menjadi sangat panas, panas hati, berpijar, dan menjadi sangat marah'. Ini adalah gambaran tentang keadaan yang sangat berapi-api. Jika kita mengetahui tentang pergolakan yang terjadi akibat dari perbuatan yang salah, berarti kita telah mendapat rasa pendahuluan dari api neraka.

Posted by: Tessa Septaviani

Tidak ada komentar: