Genetika

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Genetika
Gen adalah satuan pewarisan utama semua organisme. Gen merupakan bagian dari
ADN yang memengaruhi bentuk atau fungsi organisme. Semua organisme, dari bakteri hingga hewan, memiliki mekanisme yang men
translasi ADN menjadi
protein. Sel men
transkripsi ADN menjadi
asam ribonukleat (ARN), dan
ribosom kemudian mentranslasi ARN menjadi protein, sebuah rangkaian
asam amino.
Kode translasi semua organisme pada dasarnya sama. Misalnya, rangkaian ADN yang menyandikan
insulin dalam tubuh manusia juga menyandikan insulin ketika dimasukkan ke organisme lain seperti tumbuhan.
[27]
ADN biasanya berbentuk
kromosom linear dalam
eukariota, dan kromosom lingkaran dalam
priokariota. Kromosom adalah struktur yang terdiri dari ADN dan
histon. Rangkaian kromosom dalam sel dan satuan pewarisan lain yang dapat ditemui dalam
mitokondria,
kloroplas, dan tempat lain secara kolektif disebut
genom. Dalam eukariota, ADN genomik terletak di
nukleus sel, bersama dengan sejumlah
mitokondria dan
kloroplas. Dalam prokariota, ADN ada di dalam
sitoplasma yang disebut
nukleoid.
[28] Informasi genetik dalam sebuah genom disimpan dalam gen, dan himpunan informasi tersebut dalam suatu organisme disebut
genotip.
[29]
Homeostasis
Hipotalamus mengeluarkan
CRH, yang membuat
kelenjar pituitari mengeluarkan
ACTH. Kemudian, ACTH membuat korteks adrenal mengeluarkan
glukokortikoid, seperti
kortisol.
Glukokortikoid kemudian mengurangi laju sekresi hipotalamus dan
kelenjar pituitari bila jumlah glukokortikoid yang dikeluarkan sudah
cukup.
[30]
Homeostasis adalah kemampuan suatu
sistem terbuka dalam meregulasi stabilitas lingkungan dengan melakukan penyesuaian
keseimbangan dinamika yang diatur oleh mekanisme regulasi yang terkait. Semua
organisme hidup, baik
uniseluler maupun
multiseluler, mengalami homeostasis.
[31]
Untuk menjaga keseimbangan dinamika dan melakukan fungsi tertentu
secara efektif, suatu sistem harus melacak dan menanggapi gangguan.
Setelah melacak gangguan, sistem biologis biasanya menanggapi melalui
proses
umpan balik negatif.
Artinya, sistem tersebut menstabilkan keadaan dengan mengurangi atau
meningkatkan aktivitas suatu organ atau sistem. Contohnya adalah
pelepasan
glukagon ketika kadar gula dalam tubuh terlalu rendah.
Skema yang menggambarkan pemrosesan energi dalam tubuh manusia.
Energi
Keberlangsungan suatu organisme bergantung pada masukan
energi
secara terus menerus. Reaksi kimia yang membentuk struktur dan fungsi
tertentu dapat mengambil energi dari suatu substansi yang menjadi
makanannya untuk membantu membentuk dan mempertahankan sel baru. Dalam
proses ini,
molekul
bahan kimia yang menjadi makanan memainkan dua peran; pertama, makanan
tersebut mengandung energi yang dapat diubah untuk mendukung reaksi
kimia biologis; kedua, makanan tersebut mengembangkan struktur molekuler
baru.
Organisme yang berperan dalam menghantarkan energi ke suatu ekosistem disebut
autotrof. Hampir semua organisme autotrof memperoleh energi dari matahari.
[32] Tumbuhan dan
fototrof lainnya menggunakan energi matahari melalui proses
fotosintesis yang mengubah bahan baku menjadi molekul organik, seperti
ATP, yang dapat dipecahkan ikatannya untuk menghasilkan energi.
[33] Namun, beberapa
ekosistem hanya bergantung pada
kemotrof yang mendapatkan energi dari
metana,
sulfida, atau sumber energi non-matahari lainnya.
[34]
Beberapa energi yang diperoleh digunakan untuk menghasilkan
biomassa yang dapat mempertahankan
kehidupan
dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Kebanyakan sisa energi
hanya menjadi panas dan molekul buangan. Proses penting yang mengubah
energi yang terperangkap dalam substansi kimia menjadi energi yang
berguna untuk kehidupan disebut
metabolisme[35] dan
respirasi sel.
[36]
Penelitian
Struktural
Skema
sel hewan yang menggambarkan berbagai
organel dan struktur.
Biologi molekuler mempelajari biologi dalam tingkatan
molekul.
[37] Bidang ini bersentuhan dengan bidang biologi lainnya, terutama
genetika dan
biokimia.
Biologi molekuler mencoba memahami interaksi antara berbagai sistem
sel, termasuk hubungan antar ADN, ARN, dan sintesis protein. Selain itu,
bidang ini juga membelajari bagaimana interaksi tersebut diatur.
Biologi sel adalah ilmu yang terkait dengan properti struktural dan
fisiologis
sel, termasuk perilaku, interaksi, dan lingkungan. Hal ini dilakukan
dalam tingkatan mikroskopik dan molekuler untuk mempelajari organisme
bersel satu seperti
bakteri serta sel dalam organisme multiseluler seperti
manusia.
Pemahaman akan fungsi dan struktur sel berperan penting dalam ilmu
biologi. Kemiripan dan pebedaan antara berbagai jenis sel juga sangat
terkait dengan bidang biologi molekuler.
Anatomi mempelajari struktur makroskopik seperti organ dan sistem organ,
[38] sementara
genetika merupakan ilmu
gen,
pewarisan, dan variasi dalam
organisme.
[39][40] Gen menyandikan informasi yang penting untuk mensintesiskan protein, yang kemudian membentuk
fenotip organisme. Dalam penelitian modern, genetika juga menyelidiki fungsi gen tertentu dan menganalisis
interaksi genetik. Di dalam tubuh organisme, informasi genetik biasanya ada di dalam
kromosom, di dalam struktur kimia molekul ADN tertentu.
Biologi perkembangan mempelajari proses pertumbuhan dan perkembangan organisme. Bidang ini berasal dari
embriologi dan menyelidiki kuasa genetik atas
pertumbuhan sel,
diferensiasi sel, dan
morfogenesis, yang merupakan proses yang menghasilkan jaringan, organ, dan anatomi. Organisme yang biasanya menjadi
model dalam bidang ini meliputi cacing
Caenorhabditis elegans,[41] lalat buah
Drosophila melanogaster,[42] ikan zebra
Danio rerio,[43] tikus
Mus musculus,
[44] dan tumbuhan
Arabidopsis thaliana.
[45][46]
Organisme-organisme tersebut dipelajari untuk memahami fenomena biologi
tertentu, dengan harapan penemuan pada organisme tersebut dapat
menambah pengetahuan tentang cara kerja organisme lain.
[47]
Fisiologis

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Fisiologi
Fisiologi menyelidiki proses mekanik, fisik, dan biokimia organisme
hidup dengan mencoba memahami bagaimana semua struktur bekerja secara
keseluruhan. Gagasan “dari struktur ke fungsi” merupakan gagasan yang
penting dalam bidang biologi. Penelitian fisiologis secara tradisional
terbagi menjadi
fisiologi tumbuhan dan
hewan, namun beberapa prinsip fisiologi berlaku untuk semua
organisme. Misalnya, fisiologi sel
ragi mungkin juga berlaku untuk sel manusia. Bidang fisiologi hewan menggunakan alat dan metode dalam
fisiologi manusia untuk spesies non-manusia. Fisiologi tumbuhan meminjam teknik dari kedua bidang tersebut.
Fisiologi juga mempelajari bagaimana
sistem saraf,
kekebalan,
endokrin,
pernapasan, dan
peredaran darah bekerja dan berinteraksi. Penelitian sistem tersebut juga dilakukan oleh bidang yang berorientasi pada
kedokteran seperti
neurologi dan
imunologi.
Evolusioner
Penelitian evolusioner terkait dengan asal usul dan nenek moyang
spesies,
dan juga perubahannya seiring berjalannya waktu. Bidang ini juga
meliputi ilmuwan dari berbagai bidang yang terkait dengan taksonomi.
Contohnya adalah ilmuwan yang berspesialisasi dalam organisme tertentu
seperti
mamalogi,
ornitologi,
botani, dan
herpetologi. Organisme-organisme tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan evolusi yang umum.
Biologi evolusioner sebagian didasarkan dari
paleontologi (yang menggunakan catatan
fosil untuk menjawab pertanyaan tentang cara dan tempo evolusi)
[48] dan sebagian lagi dari
genetika populasi[49] dan teori evolusioner. Pada tahun 1980-an,
biologi perkembangan memasuki kembali bidang biologi evolusioner setelah sebelumnya dikeluarkan dari
sintesis modern akibat penelitian
biologi perkembangan evolusioner.
[50] Bidang lain yang terkait dan sering dianggap sebagai bagian dari biologi evolusioner adalah
filogenetika,
sistematika, dan
taksonomi.
Sistematika
Pohon filogenetik semua kehidupan berdasarkan data
gen rRNA, yang menunjukkan perpisahan antara tiga domain
bakteri,
arkea, dan
eukariota seperti yang dideskripsikan oleh
Carl Woese.
Pohon yang dibentuk berdasarkan gen lain juga sangat mirip, meskipun
mungkin penempatan percabangan berbeda-beda akibat evolusi rRNA yang
cepat. Hubungan pasti antara ketiga domain tersebut masih diperdebatkan.
Peristiwa
spesiasi menghasilkan hubungan antar spesies yang dapat distrukturisasi seperti pohon.
Sistematika mempelajari hubungan tersebut dan perbedaan dan kemiripan antara spesies dan sekelompok spesies.
[51] Namun, sistematika sudah menjadi bidang penelitian yang aktif jauh sebelum pemikiran evolusi menyebar luas.
[52]
Secara tradisional, kehidupan dibagi menjadi lima kingdom:
Monera;
Protista;
Fungi;
Plantae;
Animalia.
[53]
Namun, banyak ilmuwan yang menganggap sistem lima kingdom ini sudah
ketinggalan zaman. Sistem klasifikasi modern biasanya dimulai dengan
sistem tiga domain:
Archaea (awalnya Archaebacteria);
Bacteria (awalnya Eubacteria) dan
Eukaryota (termasuk
protista,
fungi,
tumbuhan, dan
hewan)
[54] Domain tersebut didasarkan pada keberadaan nuklei pada sel dan perbedaan komposisi kimia bagian luar sel.
[54]
Selain itu, setiap kingdom dibagi hingga pada tingkatan spesies. Urutannya adalah:
Domain;
Kingdom;
Filum;
Kelas;
Ordo;
Famili;
Genus;
Spesies.
Di luar kategori ini terdapat sejumlah
parasit intraseluler yang ada “di tepi kehidupan",
[55]
yang berarti banyak ilmuwan yang tidak mengklasifikasikan struktur
tersebut sebagai kehidupan karena ketiadaan satu atau lebih fungsi atau
ciri kehidupan (contohnya ketiadaan aktivitas
metabolisme). Struktur tersebut diklasifikasikan sebagai
virus,
viroid,
prion, atau
satelit.
Nama ilmiah organisme berasal dari genus dan spesiesnya. Misalnya, nama ilmiah spesies manusia adalah
Homo sapiens.
Homo adalah genusnya dan
sapiens
adalah spesiesnya. Ketika menulis nama ilmiah suatu organisme, huruf
pertama harus ditulis dengan menggunakan huruf besar, dan selebihnya
dalam huruf kecil. Selain itu, nama ilmiah dapat dimiringkan atau
digarisbawahi.
[56][57]
Sistem klasifikasi yang banyak digunakan saat ini adalah
taksonomi Linnaeus. Sistem ini meliputi tingkatan dan
tatanama binomial. Cara penamaan organisme diatur oleh persetujuan internasional seperti
International Code of Botanical Nomenclature (ICBN),
International Code of Zoological Nomenclature (ICZN), dan
International Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB). Klasifikasi
virus,
viroid,
prion, dan agen sub-viral ditentukan oleh
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) dan sistemnya disebut International Code of Viral Classification and Nomenclature (ICVCN).
[58][59][60][61]
Sebuah usulan yang disebut
BioCode
diterbitkan pada tahun 1997 dengan maksud untuk menstandardisasi tata
nama di tiga bidang tersebut, namun usulan ini masih belum diterapkan.
[62]
BioCode tidak banyak diperhatikan semenjak tahun 1997; rencana
penerapannya pada tahun 1 Januari 2000 tidak banyak disadari. Revisi
BioCode yang tidak mengganti kode yang ada dan hanya menyediakan konteks
pemersatu diusulkan pada tahun 2011.
[63][64][65] Namun,
International Botanical Congress pada tahun 2011 menolak mempertimbangkan usulan BioCode.
ICVCN berada di luar ranah BioCode karena BioCode tidak meliputi klasifikasi virus.
Ekologi dan lingkungan
Ekologi mempelajari persebaran dan berlimpahnya kehidupan, serta interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
[66] Habitat suatu organisme dapat dideskripsikan sebagai
faktor abiotik lokal seperti
iklim, di samping keberadaan organisme dan
faktor biotik lainnya.
[67]
Sistem biologis cukup sulit dipelajari karena ada sangat banyak
interaksi yang mungkin terjadi antara organisme dengan lingkungan,
bahkan dalam skala kecil.
Bakteri di dalam gradien gula memberikan tanggapan terhadap lingkungan sama seperti seekor singa yang sedang mencari makanan di
sabana Afrika. Spesies apapun juga dapat menunjukkan berbagai macam
perilaku, seperti
kerjasama,
agresi,
parasitisme, atau
mutualisme. Masalah menjadi semakin rumit ketika dua atau lebih spesies berinteraksi dalam suatu
ekosistem.
Sistem ekologi dipelajari dalam beberapa tingkatan yang berbeda, dari individu hingga
populasi,
ekosistem, dan
biosfer. Istilah
biologi populasi sering digunakan bergantian dengan
ekologi populasi, meskipun istilah
biologi populasi lebih sering digunakan ketika mempelajari
penyakit,
virus, dan
mikroba,
sementara ekologi populasi lebih sering dipakai ketika mempelajari
tumbuhan dan hewan. Ekologi juga mengacu pada berbagai subdisiplin yang
ada.
Etologi menyelidiki
perilaku hewan (terutama hewan sosial seperti
primata dan
canid), dan kadang-kadang dianggap sebagai cabang
zoologi. Etolog juga mempelajari
evolusi perilaku dan mencoba memahami perilaku dalam konteks
seleksi alam. Salah satu etolog modern pertama adalah
Charles Darwin, karena bukunya yang berjudul
The Expression of the Emotions in Man and Animals memengaruhi etolog-etolog penerusnya.
[68]
Biogeografi terkait dengan persebaran organisme di
Bumi,
[69] dan memusatkan perhatian pada topik seperti
tektonika lempeng,
perubahan iklim,
persebaran,
migrasi, dan
kladistika.